Ilmu adalah jendela dunia

Carilah Ilmu bagai Mencari mata Air Baru

***** MEMBACA ADALAH CARA UNTUK MENEMUKAN PENGETAHUAN ****

Rabu, 13 April 2016

Pendekatan Pembelajaran Behavioristik


                                                 PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK


1.  Pengertian  teori belajar
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pesertadidik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikankarena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
2. Pengertian pendekatan pembelajaran behavioristik
Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh keadaan mental.
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara  proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
2.1 Tokoh-tokoh dalam Teori Behaviorisme
2.1.1 Ivan Petrovich Pavlov
Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
2.1.2 John Watson
Watson menyatakan bahwa hanya tingkah laku yang teramati saja yang dapat dipelajari dengan valid dan reliable. Dengan demikian stimulus dan respon harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable).
2.1.3 Edward Lee Thorndike
Dalam bukunya Animal Intelligence (1911) ia menyangkal pendapat bahwa hewan memecahkan masalah dengan nalurinya. Ia justru berpendapat bahwa hewan juga memiliki kecerdasan.
Menurut Thorndike, ada beberapa hukum pokok dalam proses belajar manusia, antara lain:
1.    Law of Readiness
2.    Law of Exercise
3.    Law of Effect
2.1.4 B.F Skinner
Skinner meyakini bahwa perilaku individu dikontrol melalui proses operant conditioning dimana seseorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang relatif  besar.
Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positifatau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulangkembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
2.1.5 Albert Bandura
Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
2.2 Ciri-Ciri Aliran Behaviorisme  ini adalah :
1.      Bersifat mekanistik
2.      Menekankan peranan lingkungan
3.      Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
4.      Menekankan pentingnya latihan
5.      Mementingkan mekanisme hasil belajar
6.      Mementingkan peranan kemampuan
7.      Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan
2.3 Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak berubah pengetahuan disusun dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transferof knowladge) kepada orang yang belajar. Fungsi pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kiniadalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilakuyang tampak sebagai hasil belajar.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristikyang dikemukakan oleh Sociati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan dalam merancang pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran tersebut antara lain :
1.    Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran 
2.    Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal siswa
3.    Menentukan materi pembelajaran
4.    Memecah materi pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik dsb
5.    Menyajikan materi pembelajaran
6.    Memberikan stimulus, dapat berupa, pertanyaan baik lisan maupu tertulis, tes ataukuis, latihan atau tugas-tugas
7.    Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa
8.    Memberikan penguatan atau reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif), ataupun hukuman
9.    Memberikan stimulus baru
10.  Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
11.  Evaluasi belajar
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Teori Behaviorisme
2.4.1 Kekurangan
1) Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru.
2) Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.
3) Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
3.3.2 Kelebihan
1) Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan.
2) Materi yang diberikan sangat detail
3) Membangun konsentrasi pikiran