Ilmu adalah jendela dunia

Carilah Ilmu bagai Mencari mata Air Baru

***** MEMBACA ADALAH CARA UNTUK MENEMUKAN PENGETAHUAN ****

Rabu, 04 Juni 2014

Cara Mengetahui Sudah Terdaftar Belum di PDPT

HASIL PENCAHARIAN MAHASISWA (Ananda Setiawan) DI PDPT


Cek nama anda di PDPT dengan cara
Login  melalui http://pdpt.dikti.go.id/
Dan akan ,muncul halaman seperti di bawah ini
Kemudian,
 Pertama Klik Profil Mahasiswa
Kedua Isi Kolom Perguruan Tinggi dengan nama Universitas Anda 
Kemudian Isi juga Kata Kuci dengan NIM atau Nama Anda
Lalu Klik CARI MAHASISWA
Kemudian jika Nama anda dapat diketahui maka nama anda telah terdaftar di PDPT
Jika nama anda tidak ditemukan, maka nama anda belum terdaftar di PDPT

SEMOGA BERMANFAAT !!!!!!!!


Minggu, 01 Juni 2014

Teori Malthus Mengenai Ekonomi Sumber Daya Manusia

Makalah
Teori Malthus Mengenai Ekonomi Sumber Daya Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pentingnya Mempelajari Teori Malthus Mengenai Ekonomi Sumber Daya Manusia
Banyak ahli ekonomi yang telah mengemukakan pendapat mereka mengenai masalah  kesejahteraan masyarakat dan menjadi perdebatan diantara mereka sendiri. Beberapa di antara mereka ada yang mendukung teori korelasi antara penduduk dan pembangunan, namun ada juga diantara mereka yang mengasumsikan ini adalah sebuah pembalikan fakta terhadap kegagalan ekonomi yang ada.
Walaupun begitu,pada kenyataannya dukungan atau tidak didukungnya atas asumsi-asumsi teori tersebut justru memberikan sinergi bagi perkembangan teori korelasional pembangunan-kependudukan itu sendiri. Bagian paling klasik dari teori itu dikenal Malthus.
Dalam teori tersebut, Malthus menganggap bahwa jumlah penduduk senantiasa bertambah banyak sementara pertumbuhan produksi tidaklah banyak sehingga salah satu solusi terbaik adalah adanya pengendalian jumlah penduduk. Malthus sangat khawatir terhadap dampak dari pertambahan penduduk terhadap ekonomi walaupun sebetulnya bisa menjadi asumsi bahwa pertambahan penduduk akan memicu proses industrialisasi.
Adapun manfaat penulisan ini diharapakan dapat bermanfaat untuk berbagai bidang yaitu, Manfaat ilmiah Sebagai media penelitian untuk mengetahui struktur penduduk dan pengaruh peledakan penduduk bagi kehidupan masyarakat. Manfaat sosial Sebagai sarana dalam menunjang kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan bangsa dengan menata kependudukan secara baik dan benar.
B.     Pokok-pokok bahasan yang akan dibahas
Adapun pokok-pokok bahasan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Teori Kependudukan Malthus (Thomas Robert Malthus)
2.      Kelemahan teori kependudukan Malthus
3.      Beberapa Pandangan Terhadap Teori Malthus
4.      Perbandingan teori Malthus dengan teori Marx
5.      Pengikut-pengikut teori Malthus

 BAB II
PEMBAHASAN

       I.            Teori Kependudukan Malthus (Thomas Robert Malthus)
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824.
Analisis dampak pertumbuhan penduduk terhadap perekonomian khususnya terhadap ancaman kekurangan pangan mendapat perhatian lebih luas ketika Malthus mengemukakan teorinya tentang dampak pertumbuhan penduduk terhadap kecukupan bahan pangan. Dalam tulisannnya yang berjudul Essay on the Principle of Population. Malthus mendebat ramalan Godwin tentang suatu masa depan dunia yang sempurna dengan kebutuhan semua orang terpenuhi. Menurut Malthus, hal itu tidak mungkin tercapai karena penduduk cenderung bertambah lebih cepat daripada bahan pangan. Malthus merasa terdapat konflik antara dua kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan “makanan” dan nafsu antar jenis kelamin (hubungan sex)”. Apabila bahan makanan meningkat, maka tanpa dikendalikan, penduduk akan bertambah hingga batas maksimal persediaan bahan makanan. Malthus berpendapat sementara penduduk bertambah searah deret ukur (1,2,4,8,16,...) dalam parkteknya produksi pertanian tidak dapat meningkat lebh cepat dari pada deret hitung (1,2,3,4,5...).
Deret hitung Malthus banyak dikritik, tetapi menurut Parson (1977 Malthus hanyamencoba menunjukkan bahwa penduduk dapat bertambah lebih cepat daripada bahan makanan, dan suatu waktu pertumbuhan penduduk akan terhambat oleh produksi makanan yang tidak mencukupi. Tulisan-tulisan Malthus memang kontroversial namun cukup berpengaruh terhadap kebijakan sosial. Malthus mengkritik “Poor Law” (peraturan untuk membantu orang miskin) di Inggris pada abad 18, karena peraturan itu memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga besar. Ia berpendapat bahwa manusia pada dasarnya malas dan hanya akan bekerja kalau ia perlu menyokong keluarganya. Peraturan untuk bantuan kepada orang miskin yang baru dan lebih ketat dikeluarkan pada tahun 1834 menujukkan pengaruh teori Malthus, dan orang miskin “dihukum karena kemiskinannya sendiri”.
Tulisan-tulisannya menentang pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan bahwa manusia menentukan sumber-sumber alam. Teori Mathus sebabagaimana digambarkan diatas secara jelas menggambarkan analisis dampak ekonomi (dalam kasus Malthus tersedianya bahan makanan) dari dinamika penduduk. Analisisnya yang lebih menekankan pada masalah-masalah kependudukan dalam kaitannya dengan keterbatasan sumberdaya alam menyebabkan Teori Malthus dapat dimasukkan dalam lingkup ekonomi kependudukan dan bukan pada teori ekonomi.
Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
a)      Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
b)      Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
a)      Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain:
·         Penundaan masa perkawinan
·         Mengendalikan hawa nafsu
·         Pantangan kawin
b)     Positive checks
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
·         Bencana Alam
·         Wabah penyakit
·         Kejahatan
·         Peperangan

    II.            Kelemahan teori kependudukan Malthus
Teori yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain:
a.       Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.
b.      Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
c.       Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
d.      Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari negara
Akan tetapi bagaimanapun juga teorinya menarik perhatian dunia, karena dialah yang mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah. Disamping itu essaynya merupakan methode untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi ilmu-ilmu kependudukan sekarang ini.

 III.            Beberapa Pandangan Terhadap Teori Malthus
Bermacam-macam reaksi timbul terhadap teori Malthus, baik dari golongan ahli ekonomi, sosial dan agama. Hingga saat ini teori Malthus masih dipersoalkan. Pada dasarnya pendapat-pendapat terhadap teori Malthus dapat dikelompokan sebagai berikut :
a.      Teori Malthus salah sama sekali
Golongan ini menganggap Malthus mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal, perencanaan produksi. Terhadap golongan yang tidak setuju, Malthus menjawab bahwa :

1)      Tingkat pengembangan teknologi tidak sama diseluruh negara
2)      Kemampuan yang berbeda-beda untuk mengadakan penanaman modal.
3)      Faktor kesehatan rakyat dan pengaruhnya terhadap penghidupan sosio ekonomi kultural.
4)      Masalah urbanisasi yang terdapat dimana-mana
5)      Taraf pendidikan rakyat tidak sama
6)      Proses-proses sosial yang menghambat kemajuan
7)      Faktor komunikasi dan infrastruktur yang belum sama peningkatannya
8)      Faktor-faktor sosial ekonomi serta pelaksanaan distribusinya
9)      Kemampuan sumber alam tidak akan mampu terus menerus ditingkatkan menurut kemampuan manusia tanpa batas, melainkan akhirnya akan sampai pada suatu titik, dimana tidak dapat ditingkatkan lagi.
10)  Masih banyak faktor lagi yang selalu tidak menguntungkan bagi keseimbangan peningkatan penduduk dengan produksi bahan-bahan sandang pangan
Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi negara-negara Asia.
  
b.      Teori Malthus memang benar dan berlaku sepanjang masa.
Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus, meskipun ada beberapa tambahan /revisi. Pengikut Malthus ini disebut Neo Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya dengan moral restraint (berpuasa, menunda – perkawinan) adalah tidak mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth control dengan menggunakan alat kontrasepsi.

 IV.            Perbandingan teori Malthus dengan teori Marx
Selain Teori Malthus atau aliran Malthusian, ada juga teori Marx atau aliran Marxian, yang berpendapat berbeda dengan Malthus, Marx membantah anggapan Malthus, Marx berpendapat bahwa kemelaratan penduduk bukan terjadi karena kekurangan bahan pangan, dan bukan karena pertumbuhan makanan lebih lambat, tetapi karena kesempatan kerja yang berkurang, itu kesalahan dari sebuah Negara kapitalis, karena menurutnya Negara kapitalis menggantikan tenaga manusia dengan mesin, akhirnya kesempatan kerja pun berkurang, dengan tidak bekerja maka penduduk tidak mendapatkan pemasukan, jadi menurut Marx tidak perlu dilakukan pembatasan penduduk, tetapi harus diperluas masalah kesempatan kerja, jadi Negara kapitalis harus merubah system menjadi Negara sosialis.
Perbandingan antara Malthusian dan Marxian, yaitu posisi Marxian sangat optimis dalam mencari jalan keluar dalam permasalahn penduduk, yaitu dengan cara meningkatkan ekonomi dan perbaikan kondisi kehidupan lewat perluasan kesempatan kerja, tetapi Malthus lebih pesimis dalam mengahadapi permasalahan ini dan sulit untuk menyelesaikan masalah kependudukan jika laju pertumbuhan penduduk tidak dibatasi.
Selain itu juga terdapat teori transisi demografi, tahap peralihan demografi, yaitu menerangkan masalah perubahan penduduk. Tahap tersebut diantaranya adalah :
1)      Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan meningkat. Penemuan obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.
2)      Angka kematian menurun, tingkat kelahiran masih tinggi, pertumbuhan pendidikan meningkat. Adanya Urbanisasi. usia kawin meningkat. Pelayanan KB > Luas. pendidikan meningkat.
3)      Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun laju pertumbuhan penduduk menurun.
4)      Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti kategori I mendekati nol. Keempat kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang melaksanakan pembangunan ekonomi

    V.            Pengikut-pengikut teori Malthus
Pengikut dari teori malthus antara lain :
1) Francis Flace (1771 – 1854)
Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and Proofs of the population atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Ia berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan dan penyakit dapat dicegah.
2) Richard Callihie (1790 – 1843)
Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah cinta itu menurut dia - Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai jumlah anak yang lebih banyak dari pada yang dapat dipelihara dengan baik.
§  Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut karena kehamilan
§  Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan
 3)      Any C. Besant (1847-1933)
Ia menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral manusia”
4) dr. George Drysdale (1825 – 1904)
Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk menegakkan moral masyarakat.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada abad 19-20 teori malthus diperdebatkan, pada kelompok menyokong teori malthus disebut Neo-Malthus. Namun kelompok ini banyak yang tidak setuju dengan teori Malthus bahwa untuk mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restrains saja. Namun, mereka menganjurkan menggunakan semua cara “preventive checks”, misalnya menggunakan alat kontrasepsi untuk mengurangi kelahiran.
Paul Ehrlich dalam buku “The population domb”(1971), menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada didunia. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak penduduk. Kedua, keadaan bahan makanan sudah sangat terbatas. Ketiga, karena sudah terlalu banyak  manusia ini lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Dan kemudian Paul beserta istrinya menulis buku yang berjudul “The population explotion” yang isinya bom penduduk yang dihawatirkan tahun 1968  sewaktu-waktu akan meletus, dan pencemaran serta kerusakan alam akan semakin merajalela dikarena banyaknya penduduk. Dengan kata lain, kemampuan lingkungan suatu saat tidak akan mampu menampung jumlah penduduk yang semakin bertambah.
Pada tahun 1972, Meadow menerbitkan sebuah buku “The limit to growth” yang memuat variabel antara lingkungan, penduduk, produksei pertanian, produk industri, populasi dan sumber daya alam. Pada waktu sumber alam masih berlimpah, maka bahan makanan per kapita, hasil industri, dan pepnduduk bertambah cepat. Pertumbuhan ini akhirnya akan menurunkan sejalan menurunnya persedian sumber daya alam yang akan habis pada tahun 2100.
Walaupun dibuat asumsi yang bervariasi, namun tetap saja terjadi malapetaka seperti kelapran, polusi, hasbisnya sumber day alam tidak dapat di hindari, hanya waktunya saja dapat ditunda. Ada dua kemungkinan  yang dapat dilakukan, yaitu membiarkan malapetaka terjadi atau manusia membatasi pertumbuhannya dan mengelola lingkungan alam dengan baik (Jones, 1981).
Ahli-ahli biologi dan lingkungan menyambut baik buku the limit to groeth ini, karena memiliki kesamaan dengan hewan dan tumbuhan dimana pertumbuhannya sangat dibatasi oleh daya tampung alam. Sebaliknya, ahli-ahli sosial mengkritik dengan menganggap bahwa Meadow tidak memasukkan unsur-unsur sosial dan budaya dalam pembuatan modelnya.


REFERENSI
§  David Lucas, dkk.1984. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
§  Rusli  Said.1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta :LP3ES.
§  Tjandronegoro. 1991. Ilmu Kependudukan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
§  Todaro Michael P. dan Smith Stephen C. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga.

§  http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2281627-teori-kependudukan/#ixzz27aW9LxY5

Tampilan sesudah mendaftar PPLT 2014 Unimed

Tampilan sesudah mendaftar PPLT 2014 Unimed